Aku lihat Ayah
Ketika ku perhatikan, wajahnya semakin tua. ada berkas kebijaksanaan disana.
Tapi aku masih belum mandiri untuk dibandingkan dengan usia ayahku.
Ketika ayah tersenyum, aku tertawa melihat deretan giginya yang memiliki jendela disana sini.
Padahal aku masih belum dewasa.
Aku kembali memperkatikan ayah. rambutnya tak lagi hitam merata, ada uban mencuat disana-sini.
Tapi aku masih selalu meminta uang jajan.
Tangan ayah kasar, ada bantalan kulit disana, efek kerja kerasnya dari hari ke hari.
Aku disini masih bersantai dengan kesibukan belajarku.
Bibir ayah menghitam, akibat rokok yang dihisapnya seriap hari. Aku tau itu tidak baik bagi kesehatannya, tapi aku tak bisa melarangnya. batang-batang rokok itu seperti temanya dikala penat, dikala aku meminta uang lebih dan ayah harus bekerja lebih keras untuk memenuhinya. Ketika ia berfikir kerja apa lagi yang harus dilakukan untuk keluarganya.
Aku lihat Ibu,
Badan ibu semakin kecil, kulitnya mulai kendur. tapi ibu tetap cantik, ketika anak-anaknya mulai tumbuh besar dan belum dewasa.
Ibu mulai sering cape, aktivitas ibu menurun. Tapi kasih sayangnya selalu besar untuk anak-anaknya yang masih suka ribut karna hal sepele.
Ibu masih punya banyak senyum terindah, ketika aku melakukan kesalahan. Ibu tidak marah, ia menuntunku ke arah yang lebih baik.
Ibu terlalu sabar menunggu anak-anaknya dewasa. Ibu adalah malaikat yang Tuhan ciptakan untuk aku.
Tuhan, Jaga tolong jaga Ayah dan Ibuku seperti mereka menjagaku ketika aku bayi. Tolong beri mereka kesehatan selalu, lancarkan segala urusan mereka. Amiin..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar